Jumat, 07 Maret 2014

Awalnya Central Park, Kebablasan ke Senayan

Dua hari bolak-balik Grogol-Roxy, tapi masalah pengurusan kartu SIMPATI saya yang hilang masih belum bisa dilakukan. Sebabnya GRAPARI yang di Roxy masih ada sedikit problem dalam masalah pelayanan soal kartu tersebut. Petugas menyarankan untuk mengurusnya di GRAPARI yang ada di Central Park.

Maka pagi ini berangkatlah saya ke Central Park. Dari Jelambar, saya memanfaatkan jasa angkutan KOPAJA nomor 88 dengan biaya Rp 3000,- menuju ke tempat yang dimaksud. Karena tidak jauh, tidak butuh waktu lama untuk sampai di lokasi yang saya tuju. Tepat sebelum halte Podomoro City, saya turun dari bus dan menyeberangi jembatan penyeberangan.

Karena masih sedikit bingung, saya bertanya kepada security soal lokasi persisnya GRAPARI dan ditunjukkan arahnya. Bergegas masuk, ke lantai 3, dan benar saja, ada GRAPARI di situ. Langsung saya masuk, mengambil nomor antrian, dan hendak duduk menunggu. Belum sempat duduk, suara mesin pemanggil menyebut nomer antrian saya, sekaligus meja layanan yang ditentukan. Saya pun menuju ke meja nomor 10, seperti yang disebut tadi.

Ternyata proses pengurusannya cepat dan mudah. Hanya menyebutkan nomor dari kartu yang hilang, menunjukkan KTP, lalu menandatangani perjanjian. Tanpa menunggu lama, kartu baru sudah kembali di tangan, dan siap untuk diaktifkan kembali. Terima kasih Telkomsel atas pelayanannya !.

Keluar dari lobi lantai 3, saya menuju ke lantai dasar dan keluar dari gedung. Di luar, saya tanyakan arah menuju Ruko Garden Arcade Podomoro City, dan ditunjukkan oleh petugas, tempat yang dimaksud. Saya pun menuju ke sana.

Deretan ruko berjejer di kanan kiri jalan. Saya lihat sekilas deretan itu, dan tampak ruko yang hendak saya tuju. Limkowking, perwakilan resmi IDP yang dapat menyelenggarakan ujian IELTS. Saya memasuki tempat itu, bersalaman dengan pengelolanya, dan menjelaskan maksud kedatangan. Bertanya beberapa hal tentang IELTS, meminta brosur, dan mengucapkan terima kasih. Setelah bersalaman, saya keluar dan menuju ke tempat yang jaraknya hanya dua ruko dari tempat tadi.

Di situ tertulis ELC dan nampaknya memang untuk kursus dan persiapan ujian Bahasa Inggris juga. Tapi masih kelihatan sepi. Saya mengucapkan salam dan masuk. Memang benar, sepi. Penanggung jawab tempat itu kebetulan baru masuk ruangan dan langsung menyalami saya. Saat saya mengutarakan niat untuk meminta informasi dan brosur, beliau menjelaskan bahwa tempat ini baru dan belum secara resmi dibuka. Grand openingnya sendiri baru akan diadakan tanggal 22 bulan ini. Untuk dapat mencari informasi lebih lanjut, saya diberinya kartu nama pengelola tempat ini.

Dari deretan ruko, saya kembali ke jembatan penyeberangan di halte Podomoro City. Karena waktu mendekati dhuhur, maka saya mencari masjid yang dekat dari situ. Setelah bertanya pada petugas, saya berjalan menyeberangi jembatan, menuju ke masjid yang dimaksud.

Selepas melaksanakan sholat jum'at, saya bertolak ke Istora Senayan. Tujuannya ? Apalagi kalau bukan Book Fair. Ya, di sana memang sedang diselenggarakan Jakarta Islamic Book Fair 2014. Walaupun di hari pembukaan, tepatnya Jum'at, minggu lalu, saya sudah berkunjung ke sana, tapi belum sempat bertemu beberapa teman yang bertugas menjaga stand di sana.

Dari halte Podomoro City saya naik busway yang melewati koridor 9A dengan tujuan akhir PGC 2. Turun di halte Semanggi, lalu transit ke jurusan/arah blok M dan turun di halte Gelora Bung Karno. Keluar dari halte, jalan kaki sebentar, saya sudah memasuki area Book Fair dan langsung berkeliling sebentar sampai ke panggung utama.

Ternyata di sana sedang ada launching buku tentang Rhoma Irama. Saat itu juga, Sang Raja Dangdut tersebut ada di atas panggung bersama penulis buku dan pemandu acara. Karena menurut saya menarik, dan faktanya memang menarik, terlihat dari ramainya pengunjung yang menyaksikan launching itu. Saya memutuskan berhenti dari berkeliling dan menikmati sejenak acara launching itu.

Menarik mendengar Bang Rhoma bicara. Ditambah pula dengan penjelasan penulis soal tergerusnya musik dangdut di industri seni dalam negeri belakangan ini. Penulis menuturkan bahwa buku itu merupakan salah satu literatur mengenai dangdut, di samping jejak dan kepribadian Rhoma Irama dalam berdakwah melalui musik.

Seusai launcing berakhir, saya menuju stand BNI untuk menemui teman yang berjaga di sana, namun agak susah. Karena suasananya sedang ramai dan para penjaga ikut disibukkan melayani beberapa nasabah maupun calon nasabah yang ingin membuka tabungan atau mengambil program tabungan.

Beralih ke tempat yang lain, di lantai dua, stand BSMI. Tanpa kesulitan, saya menemui teman yang jaga di stand itu, mengobrol banyak, dan pamit pulang.


Tidak ada komentar: